Perlakuan
Akuntansi Laba
Pengertian laba secara umum adalah selisih
dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu.
Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan
deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi
(Harnanto, 2003: 444).
Pengertian
Laba menurut Ahli:
Laba sebagai jumlah yang
berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari
penghasilan atau penghasilan operasi. (Commite On Terminology,
Sofyan Syafri H : 2004)
Makna Laba secara Semantik, Sintaktik, dan
Pragmatik
1.1 Konsep Income dalam Tataran
Semantik
Konsep laba dalam tataran
semantik berkaitan dengan masalah makna yang harus dilekatkan oleh perekayasaan
laporan pada simbol atau elemen biaya sehingga laba bermanfaat dan bermakna
sebagai informasi. Pada tataran ini, teori menekankan makna yang harus dimiliki
oleh konsep laba, seperti teori tentang aset, realitas, atau kegiatan
perusahaan yang diinterpretasikan oleh laba. Laba harus dapat memberikan
informasi kepada para pengguna laporan keuangan mengenai berbagai teori,
misalnya kenaikan jumlah asset dan efektivitas kegiatan produksi perusahaan.
Berbagai implementasi laba dalam tataran semantik yaitu :
1) Pengukur Kinerja
Laba dapat diinterpretasikan
sebagai pengukur efisiensi bila dihubungkan dengan tingkat investasi karena
kedua hal tersebut secara konseptual merupakan suatu hubungan. Dalam pengukuran
kinerja, laba dapat mempresentasikan efisiensi kinerja tersebut dengan
menentukan ROI (Return on Investment) dan ROA (Return on Asset)
sebagai dasar pengukuran efisiensi. Dalam akuntansi, laba dimaknai dan
diinterpretasi sebagai pengukur efisiensi oleh investor dalam bentuk kembalian
atas investasi ROI. Bagi manajemen, efisiensi dapat diinterpretasi sebagai
pengukur efisiensi penggunaan sumber daya dalam bentuk kembalian atas aset ROA.
Bagi kreditur, efisiensi dapat ditunjukkan dengan tingkat bunga atau ROL (
Return on Loan )
2) Konfirmasi
Harapan Investor
Kondisi pasar yang efisien atau
tidak efisien akan sangat mempengaruhi prediksi atau harapan investor
mengenai laba yang akan diperoleh, sehingga keputusan yang akan diambil
dalam melakukan sebuah investasi juga akan terpengaruh. Hal ini berarti
informasi mengenai laba dapat dijadikan sarana untuk pengambilan keputusan
investasi yang akan dilakukan.
3) Estimator Laba
Ekonomik
Laba ekonomik adalah laba dari
kaca mata investor yang digunakan untuk menilai investasi. Penilaian laba
ekonomik harus menggunakan informasi yang tersaji dalam pelaporan laba
akuntansi, sehingga dharapkan laba akuntansi dapat digunakan sebagai estimasi
laba ekonomik. Laporan keuangan diharapkan cukup menyediakan informasi laba dan
aliran kas yang layak serta menyerahkan analisis dan perhitungan laba
kepada investor.
Laba akuntansi adalah laba dari
kacamata perekayasa akuntansi atau kesatuan usaha karena keperluan untuk
menyajikan informasi secara objektif dan terandalkan.
1.2 Konsep Income dalam Tataran
Sintaktik
Konsep laba dalam tataran sintaktik berkaitan dengan konsep laba yang
harus diungkapkan dalam bentuk standar dan prosedur akuntansi yang sistematis
serta objektif, sehingga angka laba dapat diukur dan disajikan dalam suatu
laporan keuangan. Pada tataran ini, teori menekankan bahwa makna laba secara
sintaktik adalah selisih pengukuran dan perbandingan antara pendapatan dan
biaya. Pengukuran dalam arti luas meliputi saat pengakuan, saat pengakuan dan
prosedur pengakuan ditambah cara mengungkapkan. Kriteria atau pendekatan dalam
pengukuran laba dibagi menjadi tiga yaitu :
1) Pendekatan
Transaksi (Cash Basis)
Dalam pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi dan
kemudian terakumulasi sampai akhir periode. Pengakuan laba atas dasar pendekatan
ini sama dengan pengakuan pendapatan atas dasar kriteria terealisasi dan sama
dengan pengakuan biaya atas dasar kriteria konsumsi manfaat.Karena laba melekat
pada pendapaatan dengan pendekatai ini, dapat dikatakan bahwa timbul dan diakui
pada saat penjualan atau pertukaran terjadi. Pendekatan ini memiliki berbagai
keunggulan misalnya jumlah rupiah aset dan kewajiban secara otomatis tersedia
pada akhir periode serta perubahan aset dan kewajiban merupakan perubahan nilai
yang diakui secara objektif.
2) Pendekatan
Kegiatan (Accrual Basis)
Dalam
pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan
perusahaan dan bukan sebagai hasil suatu transaksi. Pendekatan ini paralel
dengan konsep penghimpunan sebagai basis akrual pendapatan. Dengan konsep ini,
laba dapat dinyatakan telah terbentuk bersamaan dengan dilakukannya kegiatan
operasi perusahaan dalam arti luas (produksi, penjualan, dan pengumpulan kas)
walaupun secara realisasi belum terjadi transaksi secara real.
Pendekatan ini memiliki keunggulan dalam membantu management melakukan
analisis internal seperti mengukur efisiensi dan profitabilitas setiap kegiatan
operasional perusahaaan.
3) Pendekatan Pemertahanan
Kapital
Dalam konsep pemertahanan kapital, laba merupakan konsekuensi dari
pengukuran kapital pada dua titik waktu yang berbeda. Dengan konsep ini, elemen
laba diukur atas dasar pendekatan aset-kewajiban. Dua pendekatan yang dibahas
sebelumnya merupakan pendekatan pendapatan-biaya dalam pengukuran dan penilaian
elemen neraca (aset dan kewajiban). Nilai aset dan kewajiban merupakan
konsekuensi dari pengukuran pendapatan dan biaya atas dasar konsep
perbandingan. Laba berdasarkan pendekatan ini berarti perbedaan nilai kapital
pada dua saat yang berbeda atau kenaikan kapital dalam suatu periode.
1.3
Konsep Income dalam Tataran Pragmatik
Konsep laba dalam tataran pragmatik berkaitan dengan pengaruh informasi
laba terhadap perubahan perilaku para pemakai laporan keuangan. Pada tataran
ini, teori menekankan pada pembahasan reaksi pihak yang dituju oleh informasi
akuntansi. Misalnya suatu kejadian pengumuman laba oleh perusahaan, dikatakan
mengandung informasi jika pesan tersebut menyebabkan perubahan keyakinan para
pengguna laporan dan menyebabkan adanya suatu tindakan tertentu. Apabila tindakan
tersebut dapat diyakini sebagai reaksi atas kejadian pengumuman laba tersebut,
maka informasi laba dapat dikatakan memiliki manfaat.
Perbedaan laba akuntansi dan laba ekonomi :
Aspek Pembeda
|
Laba Akuntansi
|
Laba Ekonomi
|
||||
1.
|
Sudut pandang pemaknaan
|
Perekayasaan akuntansi, Penyusun
standar, dan Penyusun statemen Keuangan
|
Pemegang saham
|
|||
2.
|
Dasar Pengukuran
|
Kos historis
|
Kos kesempatan, Nilai pasar, nilai
likuidasi
|
|||
3.
|
Pengertian “Ekonomik”
|
Kelayakan ekonomik jangka panjang
|
Penilaian ekonomik jangka pendek
|
|||
4.
|
Makna Depresiasi
|
Alokasi kos
|
Penurunan nilai ekonomis
|
|||
5.
|
Unit Pengukur
|
Rupiah nominal
|
Daya beli
|
|||
6.
|
Konsep Dasar yang Melandasi
|
Kontinuitas usaha (asas akrual)
|
Likuidasi atau Nilai tunai
|
|||
7
|
Sifat Laba
|
Laba
uang/nominal
|
Laba Real
|
|||
8
|
Fungsi Aset
|
Sisa Potensi
Jasa
|
Simpanan/sediaan
nilai
|
|||
Konsep Pemertahanan Kapital.
Merupakan konsep yang dilandasi oleh gagasan bahwa
entitas berhak mendapatkan kembalian/imbalan atau return dan menikmatinya
setelah capital dipertahankan keutuhannya atau pulih seperti sedia kala.
Harapan umum dalam kegiatan bisnis adalah capital atau investasi yang tertanam
selalu berkembang.:
Pengukuran
Laba dengan Mempertahankan kapital
Berbagai pendekatan penilaian kapital dan implikasinya terhadap penentuan laba antara
lain adalah :
- Kapitalisasi aliran kas harapan
Konsep laba ini mendekati konsep laba ekonomik. Dengan
konsep ini, akan ditentukan nilai kapitalisasian investasi pemegang saham pada
awal dan akhir periode. Dalam hal ini, laba merupakan selisih nilai kapitalisasian
awal dan akhir periode. Meskipun, konsep ini mendekati laba ekonomik namun
sistem pembukuan perusahaan mungkin tidak mendukung konsep pengoperasian.
- Penilaian pasar atas aset bersih perusahaan
Penilaian ini memandang kapital sebagai kapital finansial.
Dimana, kapital diukur atas dasar berapa jumlah rupiah yang investor bersedia
membayar untuk seluruh kekayaan perusahaan dikurangi seluruh kewajiban. Untuk
memperoleh nilai kapital yang wajar dapat digunakan alternatif penilaian yaitu
kapital diukur atas dasar perkalian antara volume saham yang beredar dengan
harga pasar saham pada awal dan akhir periode.
- Setara Kas sekarang
Penilaian ini memandang kapital sebagai kapital fisis.
Dasar pengukuran adalah semua jumlah rupiah setara tunai pos aset dikurangi
jumlah rupiah setara tunai semua utang. Berbeda dengan penilaian pasar
atas aset bersih perusahaan, penilaian ini merupakan jumlah harga pasar tiap
jenis aset secara individual. Walaupun penilaian ini objektif , pasar bebas
untuk tiap jenis aset tidak selalu ada.
- Harga masukan historis
Penilaian ini memandang kapital sebagai kapital fisis.
Laba diukur berdasarkan selisih aset bersih awal dan akhir periode yang
masing-masing dinyatakan dalam kos historisnya. Hal inilah yang dianut.
- Harga masukan sekarang
Perbedaan penilaian ini dengan harga masukan historis
adalah pendekatan ini menilai komponen-komponen kapital awal dan akhir dengan
kos masukan sekarang atau kos pengganti pada saat itu. Kapital dapat
dipertahankan apabila kos pengganti akhir perioda sama dengan kos pengganti
awal periode. Dimana perusahaan mampu mempertahankan kemampuan produktif
seperti sedia kala (awal periode) sebelum kenaikan kapital dapat
didistribusikan dalam bentuk deviden.
- Pembertahanan daya beli konstan
Pengukuran dengan unit daya beli konstan ini basisnya
adalah kos historis. Kapital awal dan akhir dinyatakan dalam unit daya beli
konstan pada indeks dasar tertentu. Laba yang diukur berdasarkan selisih
kapital awal dan akhir akan menggambarkan tambahan daya beli kapital yang
dimiliki / dikuasai perusahaan tanpa harus mengurangi daya beli kapital yang
mula-mula.
Secara umum, penentuan laba atas
dasar konsep pemertahanan kapital memerlukan penilaian atas kapital baik fisis
maupun finansial pada awal dan akhir suatu periode.
Jenis Kapital :
1.
Financial capital
maintenance (pemertahanan kapital
finansial)
Kapital finansial adalah kapital yang dikuasai pemegang saham atau
pemegang obligasi. Dengan konsep ini, laba atau kembalian atas kapital
finansial akan timbul bila jumlah klaim finansial pada akhir periode melebihi
jumlah rupiah klaim finansial pada awal periode (setelah pengaruh transaksi
pemilik/penguasa klaim selama perioda dikeluarkan).
2.
Physical capital
maintenance (pemertahanan kapital fisis)
.Kapital fisis merupakan
sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang atau dimaknai sebagai
kapasitas produksi fisis (physical productive capacity) yaitu kemampuan
menghasilkan barang dan jasa. Dengan konsep ini, laba atau kembalian atas kapital
finansial atau return on financial capital akan timbul bila jumlah rupiah klaim
finansial pada akhir suatun periode melebihi jumlah rupiah klaim financial pada
awal periode ( setelah pengaruh transaksi pemilik/penguasa klaim selama periode
dikeluarkan
Perbedaan utama dari
kedua konsep tersebut adalah pada Financial
capital maintenance lebih berusaha untuk mempertahankan nilai ekonomik
dalam arti nilai tukar kapital. Di sisi lain, physical capital maintenance
lebih berusaha untuk mempertahankan kapasitas produksi fisis.Untung atau rugi
penahanan tidak dimasukan sebagai komponen laba periode tetapi diberlakukan
sebagai penyesuai ekuitas pemegang saham (capital adjustment). Ini berarti
bahwa sebagian dari laba dikapitalisasi dan tidak dapat didistribusikan sebagai
dividen karena perusahaan harus melakukan reinventasi untuk mempertahankan
kapasitas produksi seperti sedia kala.
Keterkaitan Angka Laba dengan Harga Saham
Konsep
laba dalam tataran pragmatik jika dikaitkan dengan laba membahas apakah
informasi laba bermanfaat dan digunakan. Ada hubungan logis antara laba (
earnings ) dan aliran kas ke investor ke kreditur. Hubungan ini akan membantu
investor dan kreditur dalam mengembangkan modal untuk memeprediksi aliran kas
ke mereka guna menilai investasi atau kapitalnya.
Aliran
kas yg diterima atau diharapkan investor akan dipengaruhi oleh kemampuan
perusahaan untuk menciptakan kas yg cukup untuk membayar semua kewajiban pada
saatnya, mendanai keperluan oprasi, reinvestasi dan membayar bunga dan deviden.
Kemampuan menciptakan kas tersebut akan ditentukan oleh kemampuan perusahaan
mendatangkan laba jangka panjang yg memadai. Untuk itu, investor dan kreditur
memerlukan informasi laba masa lalu untuk memprediksi laba masa datang. Aliran
kas di masa investor atau pemegang saham dapat ditentukan atas dasar harapan
harga saham di masa datang. Jika investor mampu memprediksi laba di masa
datang, maka investor akan ammpu memprediksi aliran kas dari investasinya.
Secara
pragmatik laba memang bermanfaat karena diperlukan oleh analisis keuangan atau
sekuritas untuk menyediakan angka prakiraan laba yg pada akhirnya membantu
pemakai dalam memprediksi aliran kas masa datang Aliran kas masa datang ke investor digunakan untuk menentukan apa yg
disebut nilai intrinsik sekuritas atau saham. Jadi, laba akuntansi akan
menentukan harga saham sehingga bermanfaat bagi investor.
LABA
DAN TEORI ENTITAS
Teori entitas berkaitan dengan
penentuan siapa yang dianggap paling berkepentingan dengan suatu kegiatan
ekonomi sehingga pihak tersebut berhak menikmati laba. Teori entitas atau
ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akuntansi adalah :
- Entitas usaha bersama
Terdiri dari manajar, karyawan, pemegang saham,
kreditor, pelanggan, pemerintah dan masyarakat. Sehingga laba didefinisikan
sebagai seluruh jumlah rupiah nilai-tambahan atau (kenaikan kemakmuran) yang
dihasilkan oleh kegiatan para partisipan secara bersama-sama dikurangi dengan
kos material dan mesin atau peralatan (bahan baku, overhead non tenaga kerja
dan depresiasi).
- Entitas usaha atau bisnis
Perusahaan dipandang sebagai orang atau bahan yang
berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, serta terpisah dari investor,
kreditor dan pihak eksternal lainnya. Laba dipandang sebagai kenaikan aset
karena pendapatan dianggap sebagai aliran masuk (kenaikan aset) dan biaya
sebagai aliran keluaran aset (penurunan aset) sebagai akibat kegiatan operasi
perusahaan. Persamaan akuntansin untuk Entitas Usaha atau bisnis adalah:
ASET=EKUITAS
- Entitas investor
Investor terdiri dari kreditor dan pemegang saham
dimana perusahaan melalui manajemen bertindak atas nama investor. Dengan teori
ini pusat perhatian akuntansi adalah kedua kelompok tersebut dan keduanya
dipandang sebagai mitra manajemen. Persamaan akuntansinya adalah:
Aset-Utang
jangka pendek = Ekuitas investor
- Entitas pemilik
Teori entitas ini memandang pemegang saham (biasa dan
istimewa) sebagai pemilik dan menjadi pusat perhatian akuntansi. Untuk
perusahaan perseroan pandangan entitas pemilik tidak tepat karena manajemen dan
pemegang saham merupakan pihak yang terpisah. Entitas pemilik residual.
Persamaan akuntansinya adalah
Aset-Kewajiban
= Ekuitas
- Entitas pemilik residual
Konsep entitas ini memandang pemegang saham sebagai
pusat perhatian akuntansi, dimana pemilik adalah pemegang saham biasa,
sedangkan pemegang saham istimewa dianggap sebagai pihak luar. Sehingga deviden
untuk mereka dipandang sebagai biaya. Oleh karena itu penyajian laba harus
dipusatkan pada pemegang saham biasa untuk membantu mereka memprediksi aliran
kas masa datang. Persamaan akuntansinya:
Aset-Ekuitas
Spesifik = Ekuitas Residual
- Entitas pengendali
Teori ini menitikberatkan pandangannya kepada pihak
yang mengendalikan sumber ekonomik perusahaan tanpa memperhatikan kepemilikan.
Implikasi konsep ini tidak berbeda dengan implikasi konsep kesatuan usaha,
karena kemampuan mengendalikan sumber ekonomik lebih penting daripada
kepemilikan. Dengan teori ini, sudut panjang akuntansi adalah manajemen puncak
sebagai pengendali bukan pemilik sehingga neraca dipandang sebagai statemen
tentang sumber dan penggunaan dana yg menunjukkan pertanggungjawaban manajemen.
- Entitas dana
Dana dapat diartikas sebagai kas, aset, likuid, atau
sumber keuangan yg dapat digunakan untuk mendanai suatu kegiatan. Dana juga
bisa berarti kesatuan atau pusat yg didanai dengan aset likuid. Konsep ini
berpaut dengan organisasi non profit khusunya organisasi kepemerintahan. Dalam
pembahasan akuntansi kepemerintahan, dikenal dua kelompok kesatuan dana, yaitu
dana non belanja atau usaha dan dana belanja.
Persamaan akuntansinya :
Aset
Likuid=Saldo Dana
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar