Halaman

Sabtu, 04 Januari 2014

Perlakuan Akuntansi Laba

Perlakuan Akuntansi Laba


Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003: 444).
Pengertian Laba menurut Ahli:
Laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi. (Commite On Terminology, Sofyan Syafri H : 2004)


Makna Laba secara Semantik, Sintaktik, dan Pragmatik
1.1       Konsep Income dalam Tataran Semantik
Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna yang harus dilekatkan oleh perekayasaan laporan pada simbol atau elemen biaya sehingga laba bermanfaat dan bermakna sebagai informasi. Pada tataran ini, teori menekankan makna yang harus dimiliki oleh konsep laba, seperti teori tentang aset, realitas, atau kegiatan perusahaan yang diinterpretasikan oleh laba. Laba harus dapat memberikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan mengenai berbagai teori, misalnya kenaikan jumlah asset dan efektivitas kegiatan produksi perusahaan. Berbagai implementasi laba dalam tataran semantik yaitu :
1)   Pengukur Kinerja
Laba dapat diinterpretasikan sebagai pengukur efisiensi bila dihubungkan dengan tingkat investasi karena kedua hal tersebut secara konseptual merupakan suatu hubungan. Dalam pengukuran kinerja, laba dapat mempresentasikan efisiensi kinerja tersebut dengan menentukan ROI (Return on Investment) dan ROA (Return on Asset) sebagai dasar pengukuran efisiensi. Dalam akuntansi, laba dimaknai dan diinterpretasi sebagai pengukur efisiensi oleh investor dalam bentuk kembalian atas investasi ROI. Bagi manajemen, efisiensi dapat diinterpretasi sebagai pengukur efisiensi penggunaan sumber daya dalam bentuk kembalian atas aset ROA. Bagi kreditur, efisiensi dapat ditunjukkan dengan tingkat bunga atau ROL ( Return on Loan )
2)   Konfirmasi Harapan Investor
Kondisi pasar yang efisien atau tidak efisien akan sangat mempengaruhi prediksi atau harapan investor mengenai laba yang akan diperoleh, sehingga keputusan  yang akan diambil dalam melakukan sebuah investasi juga akan terpengaruh. Hal ini berarti informasi mengenai laba dapat dijadikan sarana untuk pengambilan keputusan investasi yang akan dilakukan.
3)   Estimator Laba Ekonomik
Laba ekonomik adalah laba dari kaca mata investor yang digunakan untuk menilai investasi. Penilaian laba ekonomik harus menggunakan informasi yang tersaji dalam pelaporan laba akuntansi, sehingga dharapkan laba akuntansi dapat digunakan sebagai estimasi laba ekonomik. Laporan keuangan diharapkan cukup menyediakan informasi laba dan aliran kas yang layak  serta menyerahkan analisis dan perhitungan laba kepada investor.
Laba akuntansi adalah laba dari kacamata perekayasa akuntansi atau kesatuan usaha karena keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif dan terandalkan.
1.2        Konsep Income dalam Tataran Sintaktik
       Konsep laba dalam tataran sintaktik berkaitan dengan konsep laba yang harus diungkapkan dalam bentuk standar dan prosedur akuntansi yang sistematis serta objektif, sehingga angka laba dapat diukur dan disajikan dalam suatu laporan keuangan. Pada tataran ini, teori menekankan bahwa makna laba secara sintaktik adalah selisih pengukuran dan perbandingan antara pendapatan dan biaya. Pengukuran dalam arti luas meliputi saat pengakuan, saat pengakuan dan prosedur pengakuan ditambah cara mengungkapkan. Kriteria atau pendekatan dalam pengukuran laba dibagi menjadi tiga yaitu :
1)   Pendekatan Transaksi (Cash Basis)
            Dalam pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi dan kemudian terakumulasi sampai akhir periode. Pengakuan laba atas dasar pendekatan ini sama dengan pengakuan pendapatan atas dasar kriteria terealisasi dan sama dengan pengakuan biaya atas dasar kriteria konsumsi manfaat.Karena laba melekat pada pendapaatan dengan pendekatai ini, dapat dikatakan bahwa timbul dan diakui pada saat penjualan atau pertukaran terjadi. Pendekatan ini memiliki berbagai keunggulan misalnya jumlah rupiah aset dan kewajiban secara otomatis tersedia pada akhir periode serta perubahan aset dan kewajiban merupakan perubahan nilai yang diakui secara objektif.
2)   Pendekatan Kegiatan (Accrual Basis)
      Dalam pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan perusahaan dan bukan sebagai hasil suatu transaksi. Pendekatan ini paralel dengan konsep penghimpunan sebagai basis akrual pendapatan. Dengan konsep ini, laba dapat dinyatakan telah terbentuk bersamaan dengan dilakukannya kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas (produksi, penjualan, dan pengumpulan kas) walaupun secara realisasi belum terjadi transaksi secara real. Pendekatan ini memiliki keunggulan dalam membantu management melakukan analisis internal seperti mengukur efisiensi dan profitabilitas setiap kegiatan operasional perusahaaan.
3)   Pendekatan Pemertahanan Kapital
         Dalam konsep pemertahanan kapital, laba merupakan konsekuensi dari pengukuran kapital pada dua titik waktu yang berbeda. Dengan konsep ini, elemen laba diukur atas dasar pendekatan aset-kewajiban. Dua pendekatan yang dibahas sebelumnya merupakan pendekatan pendapatan-biaya dalam pengukuran dan penilaian elemen neraca (aset dan kewajiban). Nilai aset dan kewajiban merupakan konsekuensi dari pengukuran pendapatan dan biaya atas dasar konsep perbandingan. Laba berdasarkan pendekatan ini berarti perbedaan nilai kapital pada dua saat yang berbeda atau kenaikan kapital dalam suatu periode.
1.3    Konsep Income dalam Tataran Pragmatik
       Konsep laba dalam tataran pragmatik berkaitan dengan pengaruh informasi laba terhadap perubahan perilaku para pemakai laporan keuangan. Pada tataran ini, teori menekankan pada pembahasan reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi. Misalnya suatu kejadian pengumuman laba oleh perusahaan, dikatakan mengandung informasi jika pesan tersebut menyebabkan perubahan keyakinan para pengguna laporan dan menyebabkan adanya suatu tindakan tertentu. Apabila tindakan tersebut dapat diyakini sebagai reaksi atas kejadian pengumuman laba tersebut, maka informasi laba dapat dikatakan memiliki manfaat.
Perbedaan laba akuntansi dan laba ekonomi :




Aspek Pembeda
Laba Akuntansi
Laba Ekonomi
1.
Sudut pandang pemaknaan
Perekayasaan akuntansi, Penyusun standar, dan Penyusun statemen Keuangan
Pemegang saham
2.
Dasar Pengukuran
Kos historis
Kos kesempatan, Nilai pasar, nilai likuidasi
3.
Pengertian “Ekonomik”
Kelayakan ekonomik jangka panjang
Penilaian ekonomik jangka pendek
4.
Makna Depresiasi
Alokasi kos
Penurunan nilai ekonomis
5.
Unit Pengukur
Rupiah nominal
Daya beli
6.
Konsep Dasar yang Melandasi
Kontinuitas usaha (asas akrual)
Likuidasi atau Nilai tunai
7
Sifat Laba
Laba uang/nominal
Laba Real
8
Fungsi Aset
Sisa Potensi Jasa
Simpanan/sediaan nilai







Konsep Pemertahanan Kapital.
Merupakan konsep yang dilandasi oleh gagasan bahwa entitas berhak mendapatkan kembalian/imbalan atau return dan menikmatinya setelah capital dipertahankan keutuhannya atau pulih seperti sedia kala. Harapan umum dalam kegiatan bisnis adalah capital atau investasi yang tertanam selalu berkembang.:

Pengukuran Laba dengan Mempertahankan kapital
      Berbagai pendekatan penilaian kapital dan implikasinya terhadap penentuan laba antara lain adalah :
  1. Kapitalisasi aliran kas harapan
Konsep laba ini mendekati konsep laba ekonomik. Dengan konsep ini, akan ditentukan nilai kapitalisasian investasi pemegang saham pada awal dan akhir periode. Dalam hal ini, laba merupakan selisih nilai kapitalisasian awal dan akhir periode. Meskipun, konsep ini mendekati laba ekonomik namun sistem pembukuan perusahaan mungkin tidak mendukung konsep pengoperasian.
  1. Penilaian pasar atas aset bersih perusahaan
Penilaian ini memandang kapital sebagai kapital finansial. Dimana, kapital diukur atas dasar berapa jumlah rupiah yang investor bersedia membayar untuk seluruh kekayaan perusahaan dikurangi seluruh kewajiban. Untuk memperoleh nilai kapital yang wajar dapat digunakan alternatif penilaian yaitu kapital diukur atas dasar perkalian antara volume saham yang beredar dengan harga pasar saham pada awal dan akhir periode.
  1. Setara Kas sekarang
Penilaian ini memandang kapital sebagai kapital fisis. Dasar pengukuran adalah semua jumlah rupiah setara tunai pos aset dikurangi jumlah rupiah setara tunai  semua utang. Berbeda dengan penilaian pasar atas aset bersih perusahaan, penilaian ini merupakan jumlah harga pasar tiap jenis aset secara individual. Walaupun penilaian ini objektif , pasar bebas untuk tiap jenis aset tidak selalu ada.
  1. Harga masukan historis
Penilaian ini memandang kapital sebagai kapital fisis. Laba diukur berdasarkan selisih aset bersih awal dan akhir periode yang masing-masing dinyatakan dalam kos historisnya. Hal inilah yang dianut.
  1. Harga masukan sekarang
Perbedaan penilaian ini dengan harga masukan historis adalah pendekatan ini menilai komponen-komponen kapital awal dan akhir dengan kos masukan sekarang atau kos pengganti pada saat itu. Kapital dapat dipertahankan apabila kos pengganti akhir perioda sama dengan kos pengganti awal periode. Dimana perusahaan mampu mempertahankan kemampuan produktif seperti sedia kala (awal periode) sebelum kenaikan kapital dapat didistribusikan dalam bentuk deviden.
  1. Pembertahanan daya beli konstan
Pengukuran dengan unit daya beli konstan ini basisnya adalah kos historis. Kapital awal dan akhir dinyatakan dalam unit daya beli konstan pada indeks dasar tertentu. Laba yang diukur berdasarkan selisih kapital awal dan akhir akan menggambarkan tambahan daya beli kapital yang dimiliki / dikuasai perusahaan tanpa harus mengurangi daya beli kapital yang mula-mula.
Secara umum, penentuan laba atas dasar konsep pemertahanan kapital memerlukan penilaian atas kapital baik fisis maupun finansial pada awal dan akhir suatu periode.

Jenis Kapital  :
1.      Financial capital maintenance (pemertahanan kapital finansial)     
Kapital finansial adalah kapital yang dikuasai pemegang saham atau pemegang obligasi. Dengan konsep ini, laba atau kembalian atas kapital finansial akan timbul bila jumlah klaim finansial pada akhir periode melebihi jumlah rupiah klaim finansial pada awal periode (setelah pengaruh transaksi pemilik/penguasa klaim selama perioda dikeluarkan).
2.      Physical capital maintenance (pemertahanan kapital fisis)
.Kapital fisis merupakan sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang atau dimaknai sebagai kapasitas produksi fisis (physical productive capacity) yaitu kemampuan menghasilkan barang dan jasa. Dengan konsep ini, laba atau kembalian atas kapital finansial atau return on financial capital akan timbul bila jumlah rupiah klaim finansial pada akhir suatun periode melebihi jumlah rupiah klaim financial pada awal periode ( setelah pengaruh transaksi pemilik/penguasa klaim selama periode dikeluarkan
Perbedaan utama dari kedua konsep tersebut adalah pada Financial capital maintenance lebih berusaha untuk mempertahankan nilai ekonomik dalam arti nilai tukar kapital. Di sisi lain, physical capital maintenance lebih berusaha untuk mempertahankan kapasitas produksi fisis.Untung atau rugi penahanan tidak dimasukan sebagai komponen laba periode tetapi diberlakukan sebagai penyesuai ekuitas pemegang saham (capital adjustment). Ini berarti bahwa sebagian dari laba dikapitalisasi dan tidak dapat didistribusikan sebagai dividen karena perusahaan harus melakukan reinventasi untuk mempertahankan kapasitas produksi seperti sedia kala.
Keterkaitan Angka Laba dengan Harga Saham
Konsep laba dalam tataran pragmatik jika dikaitkan dengan laba membahas apakah informasi laba bermanfaat dan digunakan. Ada hubungan logis antara laba ( earnings ) dan aliran kas ke investor ke kreditur. Hubungan ini akan membantu investor dan kreditur dalam mengembangkan modal untuk memeprediksi aliran kas ke mereka guna menilai investasi atau kapitalnya.
Aliran kas yg diterima atau diharapkan investor akan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk menciptakan kas yg cukup untuk membayar semua kewajiban pada saatnya, mendanai keperluan oprasi, reinvestasi dan membayar bunga dan deviden. Kemampuan menciptakan kas tersebut akan ditentukan oleh kemampuan perusahaan mendatangkan laba jangka panjang yg memadai. Untuk itu, investor dan kreditur memerlukan informasi laba masa lalu untuk memprediksi laba masa datang. Aliran kas di masa investor atau pemegang saham dapat ditentukan atas dasar harapan harga saham di masa datang. Jika investor mampu memprediksi laba di masa datang, maka investor akan ammpu memprediksi aliran kas dari investasinya.
Secara pragmatik laba memang bermanfaat karena diperlukan oleh analisis keuangan atau sekuritas untuk menyediakan angka prakiraan laba yg pada akhirnya membantu pemakai dalam memprediksi aliran kas masa datang  Aliran kas masa datang  ke investor digunakan untuk menentukan apa yg disebut nilai intrinsik sekuritas atau saham. Jadi, laba akuntansi akan menentukan harga saham sehingga bermanfaat bagi investor.

 LABA DAN TEORI ENTITAS
Teori entitas berkaitan dengan penentuan siapa yang dianggap paling berkepentingan dengan suatu kegiatan ekonomi sehingga pihak tersebut berhak menikmati laba. Teori entitas atau ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akuntansi adalah :
  1. Entitas usaha bersama
Terdiri dari manajar, karyawan, pemegang saham, kreditor, pelanggan, pemerintah dan masyarakat. Sehingga laba didefinisikan sebagai seluruh jumlah rupiah nilai-tambahan atau (kenaikan kemakmuran) yang dihasilkan oleh kegiatan para partisipan secara bersama-sama dikurangi dengan kos material dan mesin atau peralatan (bahan baku, overhead non tenaga kerja dan depresiasi).
  1. Entitas usaha atau bisnis
Perusahaan dipandang sebagai orang atau bahan yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, serta terpisah dari investor, kreditor dan pihak eksternal lainnya. Laba dipandang sebagai kenaikan aset karena pendapatan dianggap sebagai aliran masuk (kenaikan aset) dan biaya sebagai aliran keluaran aset (penurunan aset) sebagai akibat kegiatan operasi perusahaan. Persamaan akuntansin untuk Entitas Usaha atau bisnis adalah:
ASET=EKUITAS
  1. Entitas investor
Investor terdiri dari kreditor dan pemegang saham dimana perusahaan melalui manajemen bertindak atas nama investor. Dengan teori ini pusat perhatian akuntansi adalah kedua kelompok tersebut dan keduanya dipandang sebagai mitra manajemen. Persamaan akuntansinya adalah:
Aset-Utang jangka pendek = Ekuitas investor
  1. Entitas pemilik
Teori entitas ini memandang pemegang saham (biasa dan istimewa) sebagai pemilik dan menjadi pusat perhatian akuntansi. Untuk perusahaan perseroan pandangan entitas pemilik tidak tepat karena manajemen dan pemegang saham merupakan pihak yang terpisah. Entitas pemilik residual. Persamaan akuntansinya adalah
Aset-Kewajiban = Ekuitas
  1. Entitas pemilik residual
Konsep entitas ini memandang pemegang saham sebagai pusat perhatian akuntansi, dimana pemilik adalah pemegang saham biasa, sedangkan pemegang saham istimewa dianggap sebagai pihak luar. Sehingga deviden untuk mereka dipandang sebagai biaya. Oleh karena itu penyajian laba harus dipusatkan pada pemegang saham biasa untuk membantu mereka memprediksi aliran kas masa datang. Persamaan akuntansinya:
Aset-Ekuitas Spesifik = Ekuitas Residual
  1. Entitas pengendali
Teori ini menitikberatkan pandangannya kepada pihak yang mengendalikan sumber ekonomik perusahaan tanpa memperhatikan kepemilikan. Implikasi konsep ini tidak berbeda dengan implikasi konsep kesatuan usaha, karena kemampuan mengendalikan sumber ekonomik lebih penting daripada kepemilikan. Dengan teori ini, sudut panjang akuntansi adalah manajemen puncak sebagai pengendali bukan pemilik sehingga neraca dipandang sebagai statemen tentang sumber dan penggunaan dana yg menunjukkan pertanggungjawaban manajemen.
  1. Entitas dana
Dana dapat diartikas sebagai kas, aset, likuid, atau sumber keuangan yg dapat digunakan untuk mendanai suatu kegiatan. Dana juga bisa berarti kesatuan atau pusat yg didanai dengan aset likuid. Konsep ini berpaut dengan organisasi non profit khusunya organisasi kepemerintahan. Dalam pembahasan akuntansi kepemerintahan, dikenal dua kelompok kesatuan dana, yaitu dana non belanja atau usaha dan dana belanja.
Persamaan akuntansinya :
Aset Likuid=Saldo Dana



Sumber :

Sejarah dan Perkembangan IFRS



IFRS
(International Financial Reporting Standard)


Pengertian IFRS

            International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar pencatatan dan pelaporan akuntansi yang berlaku secara internasional yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Boards (IASB), sebuah lembaga internasional yang bertujuan untuk mengembangkan suatu standar akuntansi yang tinggi, dapat dimengerti, diterapkan, dan diterima secara internasional.
            International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar yang dibuat oleh International Accounting Standards Boards (IASB) dengan tujuan memberikan kumpulan standar penyusunan laporan keuangan perusahaan di seluruh dunia. Perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas tinggi, dapat diperbandingkan dan transparan yang digunakan oleh investor di pasar modal dunia maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder). Saat ini banyak negara-negara di Eropa, Asia, Afrika, Oseania dan Amerika yang menerapkan IFRS. Standar akuntansi internasional (International Accounting Standards/IAS) di susun oleh 4 organisasi utama dunia ,yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB),Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC) dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC)

                        Sejarah singkat IFRS
                                    International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah standar, interpretasi, dan kerangka yang diadopsi oleh badan penyusun standar akuntansi internasional yang dikenal dengan International Accounting Standards Board (IASB).
Beberapa standar yang membentuk IFRS dulunya dikenal dengan nama International Accounting Standards (IAS). IAS diterbitkan oleh suatu badan yang dikenal dengan International Accounting Standards Committee (IASC) pada kurun waktu antara tahun 1973-2001. Hingga Maret 2002, IASC telah menerbitkan 41 IAS dan 34 SIC (Standing Interpretations Committee) Interpretations. Beberapa di antaranya telah diubah atau diganti oleh IASB. Standar yang masih tersisa dipandang sebagai payung bagi IFRS.
IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard  Board (IASB). Standar akuntansi ini disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC).
Sepanjang tahun 1999-2000, IASC melakukan restrukturisasi (dengan mengubah konstitusi, strategi, struktur dan nama). IASC berkeinginan untuk menjadi badan akuntansi yang lebih independen dan profesional. Pada Maret 2001, IASC Trustees mengaktifkan Part B dari IASC Constitution yang baru dan menetapkan non-profit Delaware corporation yang diberi nama International Accounting Standards Committee Foundation untuk mengawasi IASB. Pada April 2001, IASB yang baru mengambil alih tanggung jawab IASC dalam menetapkan International Accounting Standards.
IASB berkeinginan untuk membentuk satu standar pelaporan keuangan global yang berkualitas. Selama pertemuan pertamanya, badan yang baru tersebut mengadopsi IAS dan SIC (Standing Interpretation Committee) yang ada. IASB terus mengembangkan standar yang disebut dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). Jadi IFRS adalah termasuk standar dan interpretasi yang disetujui oleh IASB serta IAS dan SIC Interpretations yang diterbitkan berdasarkan konstitusi sebelumnya.

Tujuan IFRS
adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas:
1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.

IFRS digunakan di banyak bagian dunia, termasuk Uni Eropa, Hong Kong, Australia, Malaysia, Pakistan, negara-negara GCC, Rusia, Afrika Selatan, Singapura, dan Turki. Sejak 27 Agustus 2008, lebih dari 113 negara di seluruh dunia, termasuk seluruh Eropa, saat ini membutuhkan atau mengizinkan pelaporan berdasarkan IFRS. Sekitar 85 negara-negara membutuhkan IFRS pelaporan untuk semua, perusahaan domestik yang terdaftar. Sedangkan di Indonesia sendiri baru akan diadopsi mulai tahun 2012 mendatang.
International Financial  Reporting  Standards  (IFRS)  dijadikan sebagai  referensi  utama  pengembangan  standar akuntansi  keuangan  di  Indonesia  karena  IFRS merupakan  standar  yang  sangat  kokoh. Penyusunannya  didukung  oleh  para  ahli  dan dewan  konsultatif  internasional  dari  seluruh penjuru  dunia.  Mereka  menyediakan  waktu  cukup dan   didukung  dengan  masukan  literatur  dari ratusan  orang  dari  berbagai  displin  ilmu   di  seluruh  dunia. Dengan  telah  dideklarasikannya  program konvergensi  terhadap  IFRS  ini,  maka  pada  tahun 2012  seluruh  standar  yang  dikeluarkan  oleh Dewan  Standar  Akuntansi  Keuangan   IAI  akan mengacu kepada IFRS dan diterapkan oleh entitas.

Secara keseluruhan IFRS mencakup:
a.       International Financial Reporting Standard (IFRS).Standar yang diterbitkan setelah tahun 2001.
b.      International Accounting Standard (IAS). Standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001.
c.       Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) setelah tahun 2001.
d.      Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) sebelum tahun 2001.

Susunan  IFRS meliputi :
1.Penyajian laporan keuangan
2. Pengakuan pendapatan
3. Biaya penggajian
4. Biaya pinjaman
5. Pajak penghasilan
6. Investasi pada perusahaan asosiasi
7. Persediaan
8. Aktiva tetap
9. Aktiva tidak berwujud
10. Sewa
11. Pensiun
12. Penggabungan usaha
13. Kurs valuta asing
14. Operasi segmen
15. Kejadian setelah tanggal neraca

Manfaat Penerapan IFRS
1.      Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK)
2.      Mengurangi biaya SAK
3.      Meningkatkan kredibilitas pelaporan keuangan
4.      Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan
5.      Meningkatkan transparansi keuangan
6.      Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang pengjimpun dana melalui pasar modal
7.      Meningkatkan efisiensi penyusun laporan keuangan


Konsep Pokok IFRS :
1.Tanggal pelaporan (reporting date) adalah tanggal neraca untuk laporan keuangan pertama yang secara eksplisit menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut sesuai dengan IFRS(sebagai contoh 31 Desember 2006).
2.Tanggal transisi (transition date) adalah tanggal neraca awal untuk laporan keuangan komparatif tahun sebelumnya (sebagai contoh 1 Januari 2005, jika tanggal pelaporan adalah31 Desember 2006). Pengecualian untuk penerapan retrospektif IFRS terkait dengan hal-halberikut: 1. Penggabungan usaha sebelum tanggal transisi 2. Nilai wajar jumlah penilaiankembali yang dapat dianggap sebagai nilai terpilih

 Konvergensi IFRS di Indonesia
Di Indonesia, standar akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan yang memiliki akuntabilitas publik signifikan adalah PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). Standar ini merupakan kumpulan dari berbagai standar Akuntansi di dunia dan telah disesuaikan untuk digunakan di Indonesia. Praktik akuntansi di setiap negara berbeda-beda, ini dikarenakan adanya pengaruh lingkungan, ekonomi, sosial dan politis di masing-masing negara tersebut. Adanya tuntutan globalisasi atau tuntutan untuk menyamakan persepsi akuntansi di setiap negara mengakibatkan munculnya Standar Akuntansi Internasional yang lebih dikenal dengan IFRS (International Financial Reporting Standards). Ini bertujuan untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis dalam bisnis lintas negara.
Konvergensi dapat berarti harmonisasi atau standardisasi, namun harmonisasi dalam konteks akuntansi dipandang sebagai suatu proses meningkatkan kesesuaian praktik akuntansi dengan menetapkan batas tingkat keberagaman. Jika dikaitkan dengan IFRS maka konvergensi dapat diartikan sebagai proses menyesuaikan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terhadap IFRS.
Pada  tahun  2008,  Ikatan  Akuntan  Indonesia (IAI)  pada  hari  Selasa,  23  Desember  2008  dalam rangka  Ulang  tahunnya  ke-51  mendeklarasikan rencana  Indonesia  untuk  convergence  terhadap International  Financial  Reporting  Standards (IFRS)  dalam  pengaturan  standar  akuntansi keuangan.  Pengaturan  perlakuan  akuntansi  yang konvergen  dengan  IFRS  akan  diterapkan  untuk penyusunan  laporan  keuangan  entitas  yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Hal  ini  diputuskan  setelah  melalui  pengkajian dan penelaahan  yang  mendalam  dengan mempertimbangkan  seluruh  risiko  dan  manfaat konvergensi  terhadap  IFRS. 
International Financial  Reporting  Standards  (IFRS)  dijadikan sebagai  referensi  utama  pengembangan  standar akuntansi  keuangan  di  Indonesia  karena  IFRS merupakan  standar  yang  sangat  kokoh. Penyusunannya  didukung  oleh  para  ahli  dan dewan  konsultatif  internasional  dari  seluruh penjuru  dunia.  Mereka  menyediakan  waktu  cukup dan   didukung  dengan  masukan  literatur  dari ratusan  orang  dari  berbagai  displin  ilmu  dan  dari berbagai  macam  jurisdiksi  di  seluruh  dunia. Dengan  telah  dideklarasikannya  program konvergensi  terhadap  IFRS  ini,  maka  pada  tahun 2012  seluruh  standar  yang  dikeluarkan  oleh Dewan  Standar  Akuntansi  Keuangan   IAI  akan mengacu kepada IFRS dan diterapkan oleh entitas.
Lembaga profesi akuntansi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menetapkan bahwa Indonesia melakukan adopsi penuh IFRS pada 1 Januari 2012. Penerapan ini bertujuan agar daya informasi laporan keuangan dapat terus meningkat sehingga laporan keuangan dapat semakin mudah dipahami dan dapat dengan mudah digunakan baik bagi penyusun, auditor, maupun pembaca atau pengguna lain.

Dalam melakukan konvergensi IFRS, terdapat dua macam strategi adopsi, yaitu big bang strategy dan gradual strategyBig bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan-tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara -negara maju. Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara – negara berkembang seperti Indonesia.

Terdapat 3 tahapan dalam melakukan konvergensi IFRS di Indonesia, yaitu:
1.         1. Tahap Adopsi (2008 – 2011), meliputi aktivitas dimana seluruh IFRS diadopsi ke PSAK, persiapan infrastruktur yang diperlukan, dan evaluasi terhadap PSAK yang berlaku.
  1. Tahap Persiapan Akhir (2011), dalam tahap ini dilakukan penyelesaian terhadap persiapan infrastruktur yang diperlukan. Selanjutnya, dilakukan penerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS.
  2. Tahap Implementasi (2012), berhubungan dengan aktivitas penerapan PSAK IFRS secara bertahap. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap dampak penerapan PSAK secara komprehensif.
 
Sumber :
aji.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/13176/Ta4.doc