Halaman

Sabtu, 04 Januari 2014

Akuntansi Inflasi beserta Metode Terkait



AKUNTANSI INFLASI


Alasan Terjadinya Akuntansi Inflasi
Inflasi adalah kenaikan tingkat harga umum atas semua barang dan jasa di dalam suatu perekonomian.Tekanan inflasi merupakan suatu peristiwa moneter yang dapat dijumpai pada hampir semua negara-negara di dunia yang sedang melaksanakan proses pembangunan. Banyak study mengenai inflasi di negara-negara berkembang, menunjukan bahwa inflasi bukan semata-mata merupakan fenomena moneter, tetapi juga merupakan fenomena struktural atau cost push inflation. Hal ini disebabkan karena struktur ekonomi negara-negara berkembang pada umumnya yang masih bercorak agraris. Sehingga, goncangan ekonomi yang bersumber dari dalam negeri, misalnya gagal panen (akibat faktor eksternal pergantian musim yang terlalu cepat, bencana alam, dan sebagainya), atau hal-hal yang memiliki kaitan dengan hubungan luar negeri, misalnya memburuknya term of trade, utang luar negeri , dan kurs valuta asing, dapat menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik.
 Pengukuran yang selama ini digunakan dalam akuntansi adalah metode Historical Cost. Metode historical cost ini menunjukkan bahwa laporan keuangan bersifat historis,yaitu merupakan laporan keuangan atas kejadian yang telat lewat. Akuntansi juga disusun berdasarkan prinsip unit moneter, hal ini berarti akuntansi hanya memberikan data kuantitatif dan moneter. Akuntansi hanya memberikan data yang sifatnya material. Sedangkan inflasi yang terjadi merupakan suatu kejadian yang akan datang, yang di pengaruhi dari kejadian sebelumnya. Inflasi yang terjadi di suatu negara akan membawa dampak terhadap laporan keuangan yang disajikan karena informasi yang ada menjadi tidak relevan dan tidak sesuai dengan keadaan pasar yang sesungguhnya. Serta prinsip stable monetary unit yaitu kesatuan moneter dianggap stabil.
Permasalahan- permasalahan inilah, yang memicu banyaknya kritik terhadap kegunaan laporan keungan sebagai pemberi informasi khusunya pada masa inflasi. Pada saat inflasi, informasi-informasi yang disajiakn pada laporan keuangan hanya sia-sia saja karena informasi yang disajikan tidak sesuai dengan apa yang ada pada kenyataannya. Hal ini juga yang memicu munculnya akuntansi inflasi.
Akuntansi inflasi adalah akuntansi yang berupaya untuk menyusun laporan keuangan yang memuat dampak dari inflasi atau penurunan nilai beli uang pada laporan keuangan sehingga laporan keuangan menunjukkan satuan mata uang pada tingkat harga yang berlaku saat itu bukan lagi harga historis.


Metode Akuntansi Inflasi
Metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi = metode penentuan laba. Untuk menyusun laporan keuangan pada masa inflasi agar lebih relevan dapat digunakan beberapa metode:
1.      General Price Level
Dalam metode General Price Level misalnya metode historical cost disesuaikan dengan perubahan tingkat harga sehingga pada masa inflasi GPL ini lebih besar daripada nilai historical cost.
Keuntungan GPL adalah sebagai berikut:
·         Dapat menjelaskan pengaruh inflasi pada perusahaan
·         Dapat meningkatkan kegunaan perbandingan laporan antar periode
·         Membantu pemakai laporan menilai arus kas dimasa yang akan datangsecara lebih baik
·         Memperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan yang dihitungdari angka-angka laporan keuangan yang sudah disesuaikan.
Kelemahan GPL adalah sebagai berikut:
·         Inflasi itu terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi tidak bisa disamaratakan
·         GPL tidak bermakna bagi perusahaan
·         Angka yang disesuaikan tidak menggambarkan arus kas
·         Rasio itu adalah indikator mentah
2.      Current Cost Accounting
Edgar Edwards dan Philips Bell (1961) merupakan tokoh yang paling gencar mempromosikan konsep CCA ini. Menurut mereka yang dibutuhkan oleh manajer adalah bagaimana mereka mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada. Berikut ini adalah beberapa bentuk current cost: 
a.        Replacement Cost
nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk mendapatkan aktiva baru atau menggantinya dengan kapasitas produksinya yang sama. Dalam praktik nilai ganti ini hanya diterapkan pada aktiva nonmoneter, sepertinya persediaan, aktiva tetap. Aktiva tetap disajiakan menurut nilai gantinya, nilai bersih setelah digambarkan nilai yang sudah dipakai. Penyusutan dihitung berdasarkan pada nilai ganti itu. Pada masa inflasi sering terjadi backlog depreciation atau penyusutan yang bersaldo negatif. Pada masa inflasi nilai dari replacemet value ini lebih besar dari general price level.
b.       Reproduction cost
harga itu diukur berdasarkan harga sekarang jika aktiva itu dibuat atau diduplikasi seperti barang yang dimiliki itu tanpa melihat perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi aktiva yang dibuat itu
c.        Net Realizable Value
merupakan harga jual dikurangi taksiran biaya penjulan. Pada masa inflasi nilai dari net relizable value ini lebih besar dari replacement cost karena manajemen tidak mungkin menjual barangnya tanpa mengharapkan laba marjin general price level. Penyusutan dalam metode ini dihitung berdasarkan perbedaan antara harga jual aktiva itu pada awal dibandingkan dengan pada akhir periode.
d.       Selling Price
Di sini nilai yang dipakai adalah harga jual tanpa dikurangi biaya penjualan sehingga laporan keuangan yang disusun menurut selling price ini akan lebih besar daripada net realizable value dan metode lain yang disebut sebelumnya.

e.        Expected Value
Metode ini sangat tergantung pada pengharapan seseorang jadi bisa lebih besar atau lebih kecil dibanding dengan metode lain karena expected value ini merupakan gambaran dari present value kas di masa yang akan datang.
3.       Monetary – Non Monetary Item
Monetary item adalah aktiva atau kewajiban yang dinilai atau disajikan dalam unit uang yang tetap misalnya kas, piutang, hutang atau kewajiban lainnya yang angka dan jumlah nilai uangnya yang tetap itulah yang akan ditagih, dibayar di masa yang akan datang tanpa ada perubahan. Non-monetary items adalah nilai dimana jumlah uangnya tidak ditetapkan menurut kontrak perjanjian.
as di masa yang akan datang.

                http://andrianti-putri.blogspot.com/2011/04/istilah-akuntansi-inflasi.html
http://ianyundyun.blogspot.com/2012/06/akuntansi-inflasi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar