Halaman

Sabtu, 04 Januari 2014

Perlakuan Akuntansi Laba

Perlakuan Akuntansi Laba


Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003: 444).
Pengertian Laba menurut Ahli:
Laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi. (Commite On Terminology, Sofyan Syafri H : 2004)


Makna Laba secara Semantik, Sintaktik, dan Pragmatik
1.1       Konsep Income dalam Tataran Semantik
Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna yang harus dilekatkan oleh perekayasaan laporan pada simbol atau elemen biaya sehingga laba bermanfaat dan bermakna sebagai informasi. Pada tataran ini, teori menekankan makna yang harus dimiliki oleh konsep laba, seperti teori tentang aset, realitas, atau kegiatan perusahaan yang diinterpretasikan oleh laba. Laba harus dapat memberikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan mengenai berbagai teori, misalnya kenaikan jumlah asset dan efektivitas kegiatan produksi perusahaan. Berbagai implementasi laba dalam tataran semantik yaitu :
1)   Pengukur Kinerja
Laba dapat diinterpretasikan sebagai pengukur efisiensi bila dihubungkan dengan tingkat investasi karena kedua hal tersebut secara konseptual merupakan suatu hubungan. Dalam pengukuran kinerja, laba dapat mempresentasikan efisiensi kinerja tersebut dengan menentukan ROI (Return on Investment) dan ROA (Return on Asset) sebagai dasar pengukuran efisiensi. Dalam akuntansi, laba dimaknai dan diinterpretasi sebagai pengukur efisiensi oleh investor dalam bentuk kembalian atas investasi ROI. Bagi manajemen, efisiensi dapat diinterpretasi sebagai pengukur efisiensi penggunaan sumber daya dalam bentuk kembalian atas aset ROA. Bagi kreditur, efisiensi dapat ditunjukkan dengan tingkat bunga atau ROL ( Return on Loan )
2)   Konfirmasi Harapan Investor
Kondisi pasar yang efisien atau tidak efisien akan sangat mempengaruhi prediksi atau harapan investor mengenai laba yang akan diperoleh, sehingga keputusan  yang akan diambil dalam melakukan sebuah investasi juga akan terpengaruh. Hal ini berarti informasi mengenai laba dapat dijadikan sarana untuk pengambilan keputusan investasi yang akan dilakukan.
3)   Estimator Laba Ekonomik
Laba ekonomik adalah laba dari kaca mata investor yang digunakan untuk menilai investasi. Penilaian laba ekonomik harus menggunakan informasi yang tersaji dalam pelaporan laba akuntansi, sehingga dharapkan laba akuntansi dapat digunakan sebagai estimasi laba ekonomik. Laporan keuangan diharapkan cukup menyediakan informasi laba dan aliran kas yang layak  serta menyerahkan analisis dan perhitungan laba kepada investor.
Laba akuntansi adalah laba dari kacamata perekayasa akuntansi atau kesatuan usaha karena keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif dan terandalkan.
1.2        Konsep Income dalam Tataran Sintaktik
       Konsep laba dalam tataran sintaktik berkaitan dengan konsep laba yang harus diungkapkan dalam bentuk standar dan prosedur akuntansi yang sistematis serta objektif, sehingga angka laba dapat diukur dan disajikan dalam suatu laporan keuangan. Pada tataran ini, teori menekankan bahwa makna laba secara sintaktik adalah selisih pengukuran dan perbandingan antara pendapatan dan biaya. Pengukuran dalam arti luas meliputi saat pengakuan, saat pengakuan dan prosedur pengakuan ditambah cara mengungkapkan. Kriteria atau pendekatan dalam pengukuran laba dibagi menjadi tiga yaitu :
1)   Pendekatan Transaksi (Cash Basis)
            Dalam pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi dan kemudian terakumulasi sampai akhir periode. Pengakuan laba atas dasar pendekatan ini sama dengan pengakuan pendapatan atas dasar kriteria terealisasi dan sama dengan pengakuan biaya atas dasar kriteria konsumsi manfaat.Karena laba melekat pada pendapaatan dengan pendekatai ini, dapat dikatakan bahwa timbul dan diakui pada saat penjualan atau pertukaran terjadi. Pendekatan ini memiliki berbagai keunggulan misalnya jumlah rupiah aset dan kewajiban secara otomatis tersedia pada akhir periode serta perubahan aset dan kewajiban merupakan perubahan nilai yang diakui secara objektif.
2)   Pendekatan Kegiatan (Accrual Basis)
      Dalam pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan perusahaan dan bukan sebagai hasil suatu transaksi. Pendekatan ini paralel dengan konsep penghimpunan sebagai basis akrual pendapatan. Dengan konsep ini, laba dapat dinyatakan telah terbentuk bersamaan dengan dilakukannya kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas (produksi, penjualan, dan pengumpulan kas) walaupun secara realisasi belum terjadi transaksi secara real. Pendekatan ini memiliki keunggulan dalam membantu management melakukan analisis internal seperti mengukur efisiensi dan profitabilitas setiap kegiatan operasional perusahaaan.
3)   Pendekatan Pemertahanan Kapital
         Dalam konsep pemertahanan kapital, laba merupakan konsekuensi dari pengukuran kapital pada dua titik waktu yang berbeda. Dengan konsep ini, elemen laba diukur atas dasar pendekatan aset-kewajiban. Dua pendekatan yang dibahas sebelumnya merupakan pendekatan pendapatan-biaya dalam pengukuran dan penilaian elemen neraca (aset dan kewajiban). Nilai aset dan kewajiban merupakan konsekuensi dari pengukuran pendapatan dan biaya atas dasar konsep perbandingan. Laba berdasarkan pendekatan ini berarti perbedaan nilai kapital pada dua saat yang berbeda atau kenaikan kapital dalam suatu periode.
1.3    Konsep Income dalam Tataran Pragmatik
       Konsep laba dalam tataran pragmatik berkaitan dengan pengaruh informasi laba terhadap perubahan perilaku para pemakai laporan keuangan. Pada tataran ini, teori menekankan pada pembahasan reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi. Misalnya suatu kejadian pengumuman laba oleh perusahaan, dikatakan mengandung informasi jika pesan tersebut menyebabkan perubahan keyakinan para pengguna laporan dan menyebabkan adanya suatu tindakan tertentu. Apabila tindakan tersebut dapat diyakini sebagai reaksi atas kejadian pengumuman laba tersebut, maka informasi laba dapat dikatakan memiliki manfaat.
Perbedaan laba akuntansi dan laba ekonomi :




Aspek Pembeda
Laba Akuntansi
Laba Ekonomi
1.
Sudut pandang pemaknaan
Perekayasaan akuntansi, Penyusun standar, dan Penyusun statemen Keuangan
Pemegang saham
2.
Dasar Pengukuran
Kos historis
Kos kesempatan, Nilai pasar, nilai likuidasi
3.
Pengertian “Ekonomik”
Kelayakan ekonomik jangka panjang
Penilaian ekonomik jangka pendek
4.
Makna Depresiasi
Alokasi kos
Penurunan nilai ekonomis
5.
Unit Pengukur
Rupiah nominal
Daya beli
6.
Konsep Dasar yang Melandasi
Kontinuitas usaha (asas akrual)
Likuidasi atau Nilai tunai
7
Sifat Laba
Laba uang/nominal
Laba Real
8
Fungsi Aset
Sisa Potensi Jasa
Simpanan/sediaan nilai







Konsep Pemertahanan Kapital.
Merupakan konsep yang dilandasi oleh gagasan bahwa entitas berhak mendapatkan kembalian/imbalan atau return dan menikmatinya setelah capital dipertahankan keutuhannya atau pulih seperti sedia kala. Harapan umum dalam kegiatan bisnis adalah capital atau investasi yang tertanam selalu berkembang.:

Pengukuran Laba dengan Mempertahankan kapital
      Berbagai pendekatan penilaian kapital dan implikasinya terhadap penentuan laba antara lain adalah :
  1. Kapitalisasi aliran kas harapan
Konsep laba ini mendekati konsep laba ekonomik. Dengan konsep ini, akan ditentukan nilai kapitalisasian investasi pemegang saham pada awal dan akhir periode. Dalam hal ini, laba merupakan selisih nilai kapitalisasian awal dan akhir periode. Meskipun, konsep ini mendekati laba ekonomik namun sistem pembukuan perusahaan mungkin tidak mendukung konsep pengoperasian.
  1. Penilaian pasar atas aset bersih perusahaan
Penilaian ini memandang kapital sebagai kapital finansial. Dimana, kapital diukur atas dasar berapa jumlah rupiah yang investor bersedia membayar untuk seluruh kekayaan perusahaan dikurangi seluruh kewajiban. Untuk memperoleh nilai kapital yang wajar dapat digunakan alternatif penilaian yaitu kapital diukur atas dasar perkalian antara volume saham yang beredar dengan harga pasar saham pada awal dan akhir periode.
  1. Setara Kas sekarang
Penilaian ini memandang kapital sebagai kapital fisis. Dasar pengukuran adalah semua jumlah rupiah setara tunai pos aset dikurangi jumlah rupiah setara tunai  semua utang. Berbeda dengan penilaian pasar atas aset bersih perusahaan, penilaian ini merupakan jumlah harga pasar tiap jenis aset secara individual. Walaupun penilaian ini objektif , pasar bebas untuk tiap jenis aset tidak selalu ada.
  1. Harga masukan historis
Penilaian ini memandang kapital sebagai kapital fisis. Laba diukur berdasarkan selisih aset bersih awal dan akhir periode yang masing-masing dinyatakan dalam kos historisnya. Hal inilah yang dianut.
  1. Harga masukan sekarang
Perbedaan penilaian ini dengan harga masukan historis adalah pendekatan ini menilai komponen-komponen kapital awal dan akhir dengan kos masukan sekarang atau kos pengganti pada saat itu. Kapital dapat dipertahankan apabila kos pengganti akhir perioda sama dengan kos pengganti awal periode. Dimana perusahaan mampu mempertahankan kemampuan produktif seperti sedia kala (awal periode) sebelum kenaikan kapital dapat didistribusikan dalam bentuk deviden.
  1. Pembertahanan daya beli konstan
Pengukuran dengan unit daya beli konstan ini basisnya adalah kos historis. Kapital awal dan akhir dinyatakan dalam unit daya beli konstan pada indeks dasar tertentu. Laba yang diukur berdasarkan selisih kapital awal dan akhir akan menggambarkan tambahan daya beli kapital yang dimiliki / dikuasai perusahaan tanpa harus mengurangi daya beli kapital yang mula-mula.
Secara umum, penentuan laba atas dasar konsep pemertahanan kapital memerlukan penilaian atas kapital baik fisis maupun finansial pada awal dan akhir suatu periode.

Jenis Kapital  :
1.      Financial capital maintenance (pemertahanan kapital finansial)     
Kapital finansial adalah kapital yang dikuasai pemegang saham atau pemegang obligasi. Dengan konsep ini, laba atau kembalian atas kapital finansial akan timbul bila jumlah klaim finansial pada akhir periode melebihi jumlah rupiah klaim finansial pada awal periode (setelah pengaruh transaksi pemilik/penguasa klaim selama perioda dikeluarkan).
2.      Physical capital maintenance (pemertahanan kapital fisis)
.Kapital fisis merupakan sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang atau dimaknai sebagai kapasitas produksi fisis (physical productive capacity) yaitu kemampuan menghasilkan barang dan jasa. Dengan konsep ini, laba atau kembalian atas kapital finansial atau return on financial capital akan timbul bila jumlah rupiah klaim finansial pada akhir suatun periode melebihi jumlah rupiah klaim financial pada awal periode ( setelah pengaruh transaksi pemilik/penguasa klaim selama periode dikeluarkan
Perbedaan utama dari kedua konsep tersebut adalah pada Financial capital maintenance lebih berusaha untuk mempertahankan nilai ekonomik dalam arti nilai tukar kapital. Di sisi lain, physical capital maintenance lebih berusaha untuk mempertahankan kapasitas produksi fisis.Untung atau rugi penahanan tidak dimasukan sebagai komponen laba periode tetapi diberlakukan sebagai penyesuai ekuitas pemegang saham (capital adjustment). Ini berarti bahwa sebagian dari laba dikapitalisasi dan tidak dapat didistribusikan sebagai dividen karena perusahaan harus melakukan reinventasi untuk mempertahankan kapasitas produksi seperti sedia kala.
Keterkaitan Angka Laba dengan Harga Saham
Konsep laba dalam tataran pragmatik jika dikaitkan dengan laba membahas apakah informasi laba bermanfaat dan digunakan. Ada hubungan logis antara laba ( earnings ) dan aliran kas ke investor ke kreditur. Hubungan ini akan membantu investor dan kreditur dalam mengembangkan modal untuk memeprediksi aliran kas ke mereka guna menilai investasi atau kapitalnya.
Aliran kas yg diterima atau diharapkan investor akan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk menciptakan kas yg cukup untuk membayar semua kewajiban pada saatnya, mendanai keperluan oprasi, reinvestasi dan membayar bunga dan deviden. Kemampuan menciptakan kas tersebut akan ditentukan oleh kemampuan perusahaan mendatangkan laba jangka panjang yg memadai. Untuk itu, investor dan kreditur memerlukan informasi laba masa lalu untuk memprediksi laba masa datang. Aliran kas di masa investor atau pemegang saham dapat ditentukan atas dasar harapan harga saham di masa datang. Jika investor mampu memprediksi laba di masa datang, maka investor akan ammpu memprediksi aliran kas dari investasinya.
Secara pragmatik laba memang bermanfaat karena diperlukan oleh analisis keuangan atau sekuritas untuk menyediakan angka prakiraan laba yg pada akhirnya membantu pemakai dalam memprediksi aliran kas masa datang  Aliran kas masa datang  ke investor digunakan untuk menentukan apa yg disebut nilai intrinsik sekuritas atau saham. Jadi, laba akuntansi akan menentukan harga saham sehingga bermanfaat bagi investor.

 LABA DAN TEORI ENTITAS
Teori entitas berkaitan dengan penentuan siapa yang dianggap paling berkepentingan dengan suatu kegiatan ekonomi sehingga pihak tersebut berhak menikmati laba. Teori entitas atau ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akuntansi adalah :
  1. Entitas usaha bersama
Terdiri dari manajar, karyawan, pemegang saham, kreditor, pelanggan, pemerintah dan masyarakat. Sehingga laba didefinisikan sebagai seluruh jumlah rupiah nilai-tambahan atau (kenaikan kemakmuran) yang dihasilkan oleh kegiatan para partisipan secara bersama-sama dikurangi dengan kos material dan mesin atau peralatan (bahan baku, overhead non tenaga kerja dan depresiasi).
  1. Entitas usaha atau bisnis
Perusahaan dipandang sebagai orang atau bahan yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, serta terpisah dari investor, kreditor dan pihak eksternal lainnya. Laba dipandang sebagai kenaikan aset karena pendapatan dianggap sebagai aliran masuk (kenaikan aset) dan biaya sebagai aliran keluaran aset (penurunan aset) sebagai akibat kegiatan operasi perusahaan. Persamaan akuntansin untuk Entitas Usaha atau bisnis adalah:
ASET=EKUITAS
  1. Entitas investor
Investor terdiri dari kreditor dan pemegang saham dimana perusahaan melalui manajemen bertindak atas nama investor. Dengan teori ini pusat perhatian akuntansi adalah kedua kelompok tersebut dan keduanya dipandang sebagai mitra manajemen. Persamaan akuntansinya adalah:
Aset-Utang jangka pendek = Ekuitas investor
  1. Entitas pemilik
Teori entitas ini memandang pemegang saham (biasa dan istimewa) sebagai pemilik dan menjadi pusat perhatian akuntansi. Untuk perusahaan perseroan pandangan entitas pemilik tidak tepat karena manajemen dan pemegang saham merupakan pihak yang terpisah. Entitas pemilik residual. Persamaan akuntansinya adalah
Aset-Kewajiban = Ekuitas
  1. Entitas pemilik residual
Konsep entitas ini memandang pemegang saham sebagai pusat perhatian akuntansi, dimana pemilik adalah pemegang saham biasa, sedangkan pemegang saham istimewa dianggap sebagai pihak luar. Sehingga deviden untuk mereka dipandang sebagai biaya. Oleh karena itu penyajian laba harus dipusatkan pada pemegang saham biasa untuk membantu mereka memprediksi aliran kas masa datang. Persamaan akuntansinya:
Aset-Ekuitas Spesifik = Ekuitas Residual
  1. Entitas pengendali
Teori ini menitikberatkan pandangannya kepada pihak yang mengendalikan sumber ekonomik perusahaan tanpa memperhatikan kepemilikan. Implikasi konsep ini tidak berbeda dengan implikasi konsep kesatuan usaha, karena kemampuan mengendalikan sumber ekonomik lebih penting daripada kepemilikan. Dengan teori ini, sudut panjang akuntansi adalah manajemen puncak sebagai pengendali bukan pemilik sehingga neraca dipandang sebagai statemen tentang sumber dan penggunaan dana yg menunjukkan pertanggungjawaban manajemen.
  1. Entitas dana
Dana dapat diartikas sebagai kas, aset, likuid, atau sumber keuangan yg dapat digunakan untuk mendanai suatu kegiatan. Dana juga bisa berarti kesatuan atau pusat yg didanai dengan aset likuid. Konsep ini berpaut dengan organisasi non profit khusunya organisasi kepemerintahan. Dalam pembahasan akuntansi kepemerintahan, dikenal dua kelompok kesatuan dana, yaitu dana non belanja atau usaha dan dana belanja.
Persamaan akuntansinya :
Aset Likuid=Saldo Dana



Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar